A. Pengertian Apresiasi Matematika
Secara
etimologi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) apresiasi berarti “penilaian yang berupa
penghargaan terhadap sesuatu”. Kata apresiasi, tidak hanya berhubungan dengan
kegiatan seni/keindahan dan sastra, akan tetapi apresiasi juga ada dalam bidang
yang lain sesuai karakter atau dinilai bermanfaat, misalnya apresiasi pada ilmu
fisika, kimia, matematika, dan lain-lain.
Schwartzman
(dalam Utami, 2011), kata apresiasi (appreciation)
dalam berarti ”price, worth, value”. Sedangkan Dewey (dalam Utami, 2011) menyatakan bahwa apresiasi
dapat dimaknai sebagai pemahaman (understanding), kesenangan (enjoyment),
dan pemanfaatan (worth). Dari pendapat kedua ahli
ini, dapat diambil pokok-pokok penting dalam mengapresiasi sesuatu yaitu menyadari
penting, berharga, atau bernilainya, objek yang
diapresiasi, berusaha memahami, merasa senang/suka dan kemauan
memanfaatkan/menerapkan objek yang diapresiasi.
Menurut
Chand (dalam Utami, 2011), apresiasi berada dalam dimensi afektif. Apresiasi
tetap melibatkan intelektual seseorang. Apresiasi mengarah pada dimensi
emosional (perasaan) daripada dimensi kognitif, yang tumbuh dari sikap aktif
atau emosinya. Apresiasi yang dimaksud
termasuk dalam tipe appreciation of the intellectual powers karena
ditimbulkan oleh keinginan untuk mengetahui/mempelajari suatu ilmu. Utami
(2011) menyatakan bahwa the appreciation of the intellectual powers:
mengekpresikan sesuatu yang terjadi karena rasa ingin tahu (to know) dan
mengalami (to experience) rasa kepuasan terhadap sesuatu. Secara singkat, apresiasi intelektual adalah sikap
atau perasaan terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran. Ini berarti,
rasa ingin tahu dan keterlibatan langsung/mengalami merupakan bentuk kegiatan
apresiasi.
Whitehead
(1929:2), dalam essay-nya “The Aims of
Education” mengemukakan bahwa dalam kegiatan pengapresiasian terhadap
sesuatu, yang dilakukan seseorang adalah suatu kegiatan untuk memperoleh
sesuatu, untuk memahami sesuatu, berpartisipasi di
dalamnya, dan penilaian secara keseluruhannya. Hal ini berarti, keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan matematika dan
menilai kebergunaan konsep-konsep matematika merupakan bentuk apresiasi
terhadap matematika.
Menurut
Jarrett “apresiasi dapat berupa (1) perhatian (attention),
(2) ketertarikan (interesting), (3) pemanfaatan (worthwhile), dan
(5) kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu dan usaha mempelajarinya”.
Pada objek-objek yang tidak disukai dan dinilai tidak
berguna, sulit untuk memperhatikan/mempedulikan, akan tidak tertartik, tidak
menyenanginya dan atau tidak mau menggunakannya. Sebaliknya pada objek-objek yang disukai dan dinilai
berguna, akan sangat bergairah dan sudah pasti memperhatian/mempedulikan, merasa
tertarik, merasa senang dalam menggunakannya.
Persepsi dan penilaian seseorang terhadap
suatu objek sangat menentukan bagaimana bentuk
apresiasinya terhadap objek tersebut. Pada objek-objek yang telah dikenal
secara umum sebagai objek yang baik,
bermanfaat, tidak menyulitkan/mudah dilakukan dan mudah digunakan, manusia akan
cenderung melakukan apresiasi yang baik.
Siswa
sebaiknya berpikir bahwa matematika mengandung keindahan tersendiri, walaupun cukup sulit untuk menjelaskan bagaimana indahnya matematika.
Dari penilaian indah ini, gairah belajar akan muncul. Sama seperti kebanyakan
orang dapat mewujudkan apresiasi terhadap lagu/musik kesukaan, maka ada juga
siswa yang memiliki beberapa bentuk apresiasi matematika. Bahkan tidak tertutup
kemungkinan ada banyak siswa lebih tertarik pada matematika daripada musik.
Kilpatrick,
Swafford, dan Findell (2001, dalam Syaban, 2009:2) menekankan aktifitas belajar matematika berbasis
menghargai/menilai (valuing
learning activities). Dalam hal ini, untuk memperoleh motivasi yang optimal
siswa tidak hanya membutuhkan keyakinan bahwa mereka dapat meraih kesuksesan,
tetapi siswa harus percaya bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat
berharga dan memiliki peran penting dalam hidup mereka. Hal ini sejalan dengan
pikiran Chaplin (dalam Syah, 2003) menyatakan bahwa “pada dasarnya,
apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgement)
mengenai arti penting atau nilai sesuatu”.
(NCTM,
2000) menyatakan bahwa siswa sebaiknya mengembangkan suatu apresiasi yang dibutuhkan agar mereka mampu mendefinisikan secara tepat dan
mampu mengkomunikasikan atau mengekspresikan istilah-istilah matematika dalam
ide-ide dan kata-kata mereka sendiri. Dengan demikian mereka dapat
mengembangkan makna dari konsep
matematika yang dipelajari. Hal ini menjadi jalan efektif untuk melibatkan siswa secara langsung dan membantu mereka
benar-benar memiliki (menguasai) matematika.
Selanjutnya,
NCTM menyatakan, “pemakaian konsep matematika yang sama dalam beberapa konteks berbeda memberi kesempatan kepada siswa untuk
berapresiasi terhadap kekuatan matematika dan sifat matematika yang berlaku
secara umum” (NCTM, 2000).
Dalam
hal ini, apresiasi matematika siswa akan terbentuk jika siswa percaya diri,
yakin akan kemampuannya sehingga dapat mendukung rasa
ingin tahu dalam belajar matematika. Kayakinan ini membuat siswa mampu
mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, melibatkan matematika dalam berbagai konteks hidup yang relevan. Ini
merupakan bentuk apresiasi siswa terhadap kekuatan dan generalisasi matematika
dalam hidup.
Maksimalnya
peluang prestasi bagus bagi siswa juga sangat tergantung
pada pikiran (metakognisi) dan
harapan siswa akan memperoleh banyak kegunaan dari belajar matematika. Atas
dasar kesadaran menghargai peran penting matematika, guru dapat memacu motivasi
belajar siswa dengan mengkomunikasikan muatan materi pelajaran, merangsang
dengan sesuatu yang luar biasa atau sesuatu yang menantang siswa, membuat
materi menjadi lebih konkrit dan familiar, mengenalkan matematika dengan cara memancing
perhatian atau apresiasi terhadap nilai matematika. Siswa dituntun ke dalam
masalah-masalah nyata (authentic
applications) yang relevan dengan muatan pelajaran dan dibantu agar mereka fokus pada tujuan pembelajaran. Upaya
guru ini harus diselaraskan dengan strategi yang mampu siswa lakukan untuk
mengaplikasikan matematika.
B. CIRI-CIRI APRESIASI MATEMATIKA
B. CIRI-CIRI APRESIASI MATEMATIKA
Apresiasi matematika dapat ditunjukkan dengan baerbagai
cara. Menurut Polking (dalam Syaban, 2009), beberapa indikator apresiasi matematika adalah: (1) sifat rasa percaya diri dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika, memecahkan masalah, berkomunikasi
matematis, dan mampu memberi argumen matematis; (2) sifat fleksibel dalam menyelidiki, dan berusaha mencari alternatif pemecahkan masalah; (3) menunjukkan
minat dan rasa ingin tahu, (4) sifat ingin memonitor dan merefleksikan cara
berpikir; (5) berusaha mengaplikasikan matematika ke dalam situasi lain, (6)
menghargai peran matematika dalam kultur dan nilai, menghargai peran matematika
sebagai alat dan bahasa.
Sementara menurut Kilpatrick, Swafford, dan
Findell (2001, dalam Syaban, 2009:2)
indikator apresiasi matematis adalah sebagai berikut: (1) menunjukkan gairah
dalam belajar matematika, (2) menunjukkan perhatian yang serius dalam belajar,
(3) menunjukkan kegigihan/ketekunan dalam menghadapi permasalahan, (4)
menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan
menyelesaikan masalah, (5) menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, serta (6)
kemampuan untuk berbagi dengan orang lain.
Selanjutnya, NCTM (dalam Syaban, 2009) menyebutkan lima hal penting yang perlu dimiliki siswa dalam
mempelajari matematika yaitu (1) kesadaran dan sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, (2) sikap rasa ingin tahu, (3) perhatian, dan (4) minat dalam mempelajari
matematika, serta (5) sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah”.
Kelima hal ini disebut disposisi matematis yang tidak lain adalah bentuk
apresiasi terhadap matematika.
C. KESIMPULAN
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
- Apresiasi matematika adalah segala bentuk penilaian siswa dalam memandang, menyadari, menghargai dan meyakini matematika sebagai sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi dirinya, sesuai yang dikenalnya, sehingga mengembangkan perilaku dan rasa ingin tahu dalam mengevaluasi dan meningkatkan pengetahuan matematika yang dimilikinya.
- Makin tinggi tingkat apresiasi matematika, makin tinggi motivasi belajar sehingga makin tinggi juga prestasi belajar siswa.
Apresiasi matematika ditunjukkan dengan hal-hal (menurut NCTM, dikutip dari Astawa, 2011):
- Rasa ingin tahu;
- Harapan dan metakognisi siswa dalam belajar matematika;
- Keuletan dan kegigihan dalam belajar matematika;
- Rasa percaya diri dalam belajar matematika;
- Kemampuan berbagi pendapat dengan orang lain;
- Menghargai peran dan fungsi matematika,
- Senantiasa merefleksikan apa yang telah dilakukan dalam matematika.
No comments:
Post a Comment