Thursday, August 11, 2016

Apresiasi Matematika



A. Pengertian Apresiasi Matematika
Secara etimologi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) apresiasi berarti “penilaian yang berupa penghargaan terhadap sesuatu”. Kata apresiasi, tidak hanya berhubungan dengan kegiatan seni/keindahan dan sastra, akan tetapi apresiasi juga ada dalam bidang yang lain sesuai karakter atau dinilai bermanfaat, misalnya apresiasi pada ilmu fisika, kimia, matematika, dan lain-lain.
Schwartzman (dalam Utami, 2011), kata apresiasi (appreciation) dalam berarti ”price, worth, value”. Sedangkan Dewey (dalam Utami, 2011) menyatakan bahwa apresiasi dapat dimaknai sebagai pemahaman (understanding), kesenangan (enjoyment), dan pemanfaatan (worth). Dari pendapat kedua ahli ini, dapat diambil pokok-pokok penting dalam mengapresiasi sesuatu yaitu menyadari penting,  berharga, atau bernilainya, objek yang diapresiasi, berusaha memahami, merasa senang/suka dan kemauan memanfaatkan/menerapkan objek yang diapresiasi.
Menurut Chand (dalam Utami, 2011), apresiasi berada dalam dimensi afektif. Apresiasi tetap melibatkan intelektual seseorang. Apresiasi mengarah pada dimensi emosional (perasaan) daripada dimensi kognitif, yang tumbuh dari sikap aktif atau emosinya. Apresiasi yang dimaksud termasuk dalam tipe appreciation of the intellectual powers karena ditimbulkan oleh keinginan untuk mengetahui/mempelajari suatu ilmu. Utami (2011) menyatakan bahwa the appreciation of the intellectual powers: mengekpresikan sesuatu yang terjadi karena rasa ingin tahu (to know) dan mengalami (to experience) rasa kepuasan terhadap sesuatu. Secara singkat, apresiasi intelektual adalah sikap atau perasaan terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang kebenaran. Ini berarti, rasa ingin tahu dan keterlibatan langsung/mengalami merupakan bentuk kegiatan apresiasi.
Whitehead (1929:2), dalam essay-nya “The Aims of Education” mengemukakan bahwa dalam kegiatan pengapresiasian terhadap sesuatu, yang dilakukan seseorang adalah suatu kegiatan untuk memperoleh sesuatu, untuk memahami sesuatu, berpartisipasi di dalamnya, dan penilaian secara keseluruhannya. Hal ini berarti, keaktifan  siswa dalam melakukan kegiatan matematika dan menilai kebergunaan konsep-konsep matematika merupakan bentuk apresiasi terhadap matematika.
Menurut Jarrett “apresiasi dapat berupa (1) perhatian (attention), (2) ketertarikan (interesting), (3) pemanfaatan (worthwhile), dan (5) kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu dan usaha mempelajarinya”. Pada objek-objek yang tidak disukai dan dinilai tidak berguna, sulit untuk memperhatikan/mempedulikan, akan tidak tertartik, tidak menyenanginya dan atau tidak mau menggunakannya. Sebaliknya  pada objek-objek yang disukai dan dinilai berguna, akan sangat bergairah dan sudah pasti memperhatian/mempedulikan, merasa tertarik, merasa senang dalam menggunakannya.
 Persepsi dan penilaian seseorang terhadap suatu objek sangat menentukan bagaimana bentuk apresiasinya terhadap objek tersebut. Pada objek-objek yang telah dikenal secara umum  sebagai objek yang baik, bermanfaat, tidak menyulitkan/mudah dilakukan dan mudah digunakan, manusia akan cenderung melakukan apresiasi yang baik.
Siswa sebaiknya berpikir bahwa matematika mengandung keindahan tersendiri, walaupun cukup sulit untuk menjelaskan bagaimana indahnya matematika. Dari penilaian indah ini, gairah belajar akan muncul. Sama seperti kebanyakan orang dapat mewujudkan apresiasi terhadap lagu/musik kesukaan, maka ada juga siswa yang memiliki beberapa bentuk apresiasi matematika. Bahkan tidak tertutup kemungkinan ada banyak siswa lebih tertarik pada matematika daripada musik.
Kilpatrick, Swafford, dan Findell (2001, dalam Syaban, 2009:2)  menekankan aktifitas belajar matematika berbasis menghargai/menilai (valuing learning activities). Dalam hal ini, untuk memperoleh motivasi yang optimal siswa tidak hanya membutuhkan keyakinan bahwa mereka dapat meraih kesuksesan, tetapi siswa harus percaya bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat berharga dan memiliki peran penting dalam hidup mereka. Hal ini sejalan dengan pikiran Chaplin (dalam Syah, 2003) menyatakan bahwa “pada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgement) mengenai arti penting atau nilai sesuatu”.
(NCTM, 2000) menyatakan bahwa siswa sebaiknya mengembangkan suatu apresiasi yang dibutuhkan agar mereka mampu mendefinisikan secara tepat dan mampu mengkomunikasikan atau mengekspresikan istilah-istilah matematika dalam ide-ide dan kata-kata mereka sendiri. Dengan demikian mereka dapat mengembangkan  makna dari konsep matematika yang dipelajari. Hal ini menjadi jalan efektif untuk melibatkan  siswa secara langsung dan membantu mereka benar-benar memiliki (menguasai) matematika.
Selanjutnya, NCTM menyatakan, “pemakaian konsep matematika yang sama dalam beberapa konteks berbeda memberi kesempatan kepada siswa untuk berapresiasi terhadap kekuatan matematika dan sifat matematika yang berlaku secara umum”  (NCTM, 2000).
Dalam hal ini, apresiasi matematika siswa akan terbentuk jika siswa percaya diri, yakin akan kemampuannya sehingga dapat mendukung rasa ingin tahu dalam belajar matematika. Kayakinan ini membuat siswa mampu mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, melibatkan matematika dalam  berbagai konteks hidup yang relevan. Ini merupakan bentuk apresiasi siswa terhadap kekuatan dan generalisasi matematika dalam hidup.
Maksimalnya peluang prestasi bagus bagi siswa juga sangat tergantung pada pikiran (metakognisi) dan harapan siswa akan memperoleh banyak kegunaan dari belajar matematika. Atas dasar kesadaran menghargai peran penting matematika, guru dapat memacu motivasi belajar siswa dengan mengkomunikasikan muatan materi pelajaran, merangsang dengan sesuatu yang luar biasa atau sesuatu yang menantang siswa, membuat materi menjadi lebih konkrit dan familiar, mengenalkan matematika dengan cara memancing perhatian atau apresiasi terhadap nilai matematika. Siswa dituntun ke dalam masalah-masalah nyata (authentic applications) yang relevan dengan muatan pelajaran dan dibantu agar  mereka fokus pada tujuan pembelajaran. Upaya guru ini harus diselaraskan dengan strategi yang mampu siswa lakukan untuk mengaplikasikan matematika.
B. CIRI-CIRI APRESIASI MATEMATIKA
 Apresiasi matematika dapat ditunjukkan dengan baerbagai cara. Menurut Polking (dalam Syaban, 2009), beberapa indikator apresiasi matematika adalah: (1) sifat rasa percaya diri dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika, memecahkan masalah, berkomunikasi matematis, dan mampu memberi argumen matematis; (2) sifat fleksibel dalam menyelidiki, dan berusaha mencari alternatif pemecahkan masalah; (3) menunjukkan minat dan rasa ingin tahu, (4) sifat ingin memonitor dan merefleksikan cara berpikir; (5) berusaha mengaplikasikan matematika ke dalam situasi lain, (6) menghargai peran matematika dalam kultur dan nilai, menghargai peran matematika sebagai alat dan bahasa.
Sementara menurut Kilpatrick, Swafford, dan Findell  (2001, dalam Syaban, 2009:2) indikator apresiasi matematis adalah sebagai berikut: (1) menunjukkan gairah dalam belajar matematika, (2) menunjukkan perhatian yang serius dalam belajar, (3) menunjukkan kegigihan/ketekunan dalam menghadapi permasalahan, (4) menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah, (5) menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, serta (6) kemampuan untuk berbagi dengan orang lain.
Selanjutnya, NCTM (dalam Syaban, 2009) menyebutkan lima hal penting yang perlu dimiliki siswa dalam mempelajari matematika yaitu (1) kesadaran dan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, (2) sikap rasa ingin tahu, (3) perhatian, dan (4) minat dalam mempelajari matematika, serta (5) sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah”. Kelima hal ini disebut disposisi matematis yang tidak lain adalah bentuk apresiasi terhadap matematika.
C. KESIMPULAN
Dari
beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
  1. Apresiasi matematika adalah segala bentuk penilaian siswa dalam memandang, menyadari, menghargai dan meyakini matematika sebagai sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi dirinya, sesuai yang dikenalnya, sehingga mengembangkan perilaku dan rasa ingin tahu dalam mengevaluasi dan meningkatkan pengetahuan matematika yang dimilikinya. 
  2.  Makin tinggi tingkat apresiasi matematika, makin tinggi motivasi belajar sehingga makin tinggi juga prestasi belajar siswa. 

 Apresiasi matematika ditunjukkan dengan hal-hal (menurut NCTM, dikutip dari Astawa, 2011):

  1. Rasa ingin tahu; 
  2. Harapan dan metakognisi siswa dalam belajar matematika;
  3. Keuletan dan kegigihan dalam belajar matematika; 
  4. Rasa percaya diri dalam belajar matematika; 
  5. Kemampuan berbagi pendapat dengan orang lain; 
  6. Menghargai peran dan fungsi matematika, 
  7. Senantiasa merefleksikan apa yang telah dilakukan dalam matematika.

No comments:

Post a Comment