Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah
penguasaan diri, sebab disinilah pendidikan memanusiakan manusia (humanisasi).
Penguasaan diri merupakan langkah yang dituju untuk tercapainya pendidikan yang
memanusiawikan manusia. Ketika peserta didik mampu menguasai dirinya, maka
mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap
yang mandiri dan dewasa. Beliau juga menunjukkan bahwa tujuan
diselenggarakannya pendidikan adalah membantu peserta didik menjadi manusia yang
merdeka. Menjadi manusia yang merdeka berarti tidak hidup terperintah, berdiri
tegak dengan kekuatan sendiri, dan cakap mengatur hidupnya dengan tertib.
Dengan kata lain, pendidikan menjadikan seseorang mudah diatur, tetapi tidak
dapat disetir.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara lahir ketika kondisi
pendidikan Indonesia dalam keadaan di bawah bayang-bayang kolonialisme yang
berdampak pula terhadap kolonisasi terhadap pendidikan. Kolonisasi pendidikan
tersebut membentuk pola pikir masyarakat untuk
menjadi manusia yang mempunyai keahlian tetapi tidak memiliki
kemerdekaan. Pendidikan tersebut hanya dirasakan oleh kalangan priyayi,
sedangkan masyarakat bumiputera tidak dapat mengecap manisnya pendidikan
tersebut.
Menurutnya keaadaan tersebut tidak akan lenyap jika hanya
dilawan dengan pergerakan politik saja. Tetapi juga harus dipentingkan
penyebaran benih hidup merdeka dikalangan rakyat dengan jalan pengajaran yang
disertai dengan pendidikan nasional. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan
nasional adalah suatu sistem pendidikan baru yang berdasarkan atas kebudayaan
bangsa Indonesia sendiri dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Untuk tujuan
tersebut, Ki Hajar Dewantara menawarkan sistem mengajar yang dinamakan sistem among yang menyokong kodrat alam
anak-anak didik, bukan dengan perintah dan larangan, tetapi dengan tuntunan dan
bimbingan, sehingga perkembangan batin anak tersebut dapat berkembangan dengan
baik sesuai dengan kodratnya.
Sistem among ini didasarkan pada dua hal, yaitu:
- Kemerdekaan sebagai syarat untuk menggerakkan dan menghidupkan kekuatan lahir dan batin, sehingga dapat hidup merdeka.
- Kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.
Untuk merealisasikan pemikirannya, maka Ki Hajar Dewantara
memiliki gagasan pendidikan untuk mendirikan perguruan taman siswa. Dalam
kongres taman siswa pada tahun 1947 beliau mempertegas pemikirannya dengan
mengemukakan lima asas yang dikenal dengan panca darma. Kelima asas tersebut
adalah:
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kodrat Alam
- Asas Kebudayaan
- Asas Kebangsaan
- Asas Kemanusiaan
1. Asas Kemerdekaan
Artinya disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
2.
Asas Kodrat Alam
Artinya disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Pada hakekatnya manusia sebagai mahluk adalah satu dengan kodrat
alam ini. Manusia tidak dapat lepas dari kehendaknya, tetapi akan bahagia jika
bisa menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung kemajuan. Karenanya
hendaklah setiap anak dapat berkembangan dengan sewajarnya.
3.
Asas Kebudayaan
Membawa kebudayaan kebangsaan ke arah kemajuan yang sesuai dengan
kecerdasan zaman, kemajuan dunia dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin.
4.
Asas Kebangsaan
Tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan menjadi
bentuk dan perbuatan kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak
mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu
dengan bangsa sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, dalam satu kehendak
menuju kepada kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.
5.
Asas Kemanusiaan
Menyatakan bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan
kemanusiaan, yang harus terlihat pada kesucian hatinya dan adanya rasa cinta
kasih terhadap sesama manusia dan terhadap mahluk Tuhan seluruhnya.
Pelaksanaan pendidikan yang berasaskan lima dasar
tersebut digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai berikut: berilah
kemerdekaan kepada anak-anak kita, buka kemerdekaan yang leluasa, tetapi yang
terbatas oleh tuntutan-tuntutan kodrat alam yang nyata, dan menuju ke arah
kebudayaan, yaitu keluhuran dan kehalusan hidup manusia. Kemudian agar
kebudayaan itu dapat menyelamatkan dan membahagiakan hidup dan penghidupan diri
dan masayarakat, maka perlulah dipakai dasar kebangsaan, tetapi dasar tersebut
jangan sekali-kali melanggar atau bertentangan dengan dasar yang lebih luas, yaitu
dasar kemanusiaan.
Selain lima asas tersebut, terdapat juga asas atau dasar
pendidikan yang dikenal dengan asas 1922.
· Pasal pertama:
hak seseorang akan mengatur
dirinya sendiri dengan mengingati tertibnya persatuan, dalam prikehidupan umum.
Tertib dan damai itulah tujuan hidup yang tertinggi. Tidak akan ada ketertiban
jika tidak ada kedamaian. Sebaliknya tidak akan ada kedamaian selama seseorang dirintangi
dalam mengembangkan kehidupannya yang wajar.
· Pasal kedua:
dalam sistem ini maka pelajaran
berarti mendidik anak manjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka
pikirannya, dan merdeka tenanganya. Dengan demikian seorang guru tidak hanya
memberikan pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi juga harus mendidik
siswa agar dapat menemukan sendiri pengetahuannya sehingga bisa digunakan
secara luas.
· Pasal ketiga:
tentang zaman yang akan datang,
rakyat kita ada di dalam kebingungan. Sering kita tertipu oleh keadaan yang
kita pandang perlu dan laras untuk hidup kita, padahal itu adalah keperluan
bangsa asing, yang sulit didapatnya dengan penghidupan kita sendiri. Dalam
zaman kebingunan ini seharusnya kita gunakan sebagai penunjuk jalan untuk
mencari penghidupan baru yang selaras dengan kodrat dan memberi kedamaian bagi
hidup.
· Pasal keempat:
Dasar kerakyatan. Pengajaran yang
hanya terdapat pada sebagian rakyat
kecil indonesia tidak berfaedah untuk bangsa, maka seharusnya golongan
rakyat yang terbesar mendaptkan pengajaran secukupnya. Hal ini mengandung
pengertian bahwa memajukan pengajaran untuk rakyat umum secara kuantitas lebih
baik dari pada meninggikan pengajaran secara kualitas
·
Pasal kelima:
untuk dapat berusaha menurut asas
dengan bebas dan leluasa maka kita harus bekerja menurut kekuatan sendiri.
Walaupun kita tidak menolak bantuan dari orang lain, akan tetapi kalau bantuan
itu akan mengurangi kemerdekaan kita lahir dan batin haruslah ditolak. Nilah
perwujudan dari karakter yang mandiri.
· Pasal keenam:
Keharusan untuk membelanjai diri
sendiri segala usaha Taman Siswa. Usaha ini terkenal dengan “Zelbedruiping-systeem”. Hal semacam ini
sangat sukar, karena untuk dapat membelanjai diri sendiri tanpa bantuan dari
orang lain diperlukan keharusan untuk dapat hidup sederhana. Ajaran ini
merekomendasikan kepada kita untuk hidup sederhana, atau dengan kata laian hidu
sederhana adalah suatu karekter yang positif yang perlu ditradisikan.
Pasal ketujuh:
Dengan tidak terikat lahir atau batin, serta kesucian hati, berminat kita berdekatan dengan “sang anak”. Kita tidak meminta hak, tetapi menyerahkan diri untuk berhamba dengan “sang anak”. Dengan kata lain, dengan keikhlasan memberikan bimbingan dan tuntunan kepada anak didik sehingga tercapai semua cita-cita yang mereka harapkan.
menarik sekali, lihat juga
ReplyDeleteMasyarakat Indonesia berpikir mereka semakin pandai, padahal mereka semakin bodoh
http://magicteacher-id.blogspot.in/2016/06/indonesia-negara-yang-pintar-namun-bodoh.html
Share untuk Indonesia yang lebih baik
Klaim ini tidak benar. Tidak benar bahwa orang Indonesia makin bodoh. Anda sendiri yg makin bodoh.
Deleteboleh saya tau, sumber blog ini darimana?
ReplyDeleteIzin save dan pake ya mas
ReplyDeleteKak, boleh minta referensi bukunya tentang ki hajar dewantara, makasih
ReplyDeleteSaya juga kepingin punya buku mengenai Pendidikan Menurut KHD.
DeleteBukunya judulnya apa yaa??
Mohon di jawab ya
🙏🙏
Pagi ini pukul 05 43WITA
ReplyDeleteSaya buka buka artikel...untuk mendalami apasaja yg di wariskan oleh KHD mengenai pendidikan yang memerdekakan.sangat bersyukur ketemu artikel ini.sangat menambah pemahaman saya.dan sedikit lagi mengenal KHD.masih banyak yang saya ingin tahu apa saja yg KHD wariskan untuk Pendidikan khususnya di Indonesia.terimakasih.semoga artikel ini menjadi ladang Barokah anda.🙏🙏🙏