Thursday, November 7, 2013

TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA


Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah penguasaan diri, sebab disinilah pendidikan memanusiakan manusia (humanisasi). Penguasaan diri merupakan langkah yang dituju untuk tercapainya pendidikan yang memanusiawikan manusia. Ketika peserta didik mampu menguasai dirinya, maka mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Beliau juga menunjukkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan adalah membantu peserta didik menjadi manusia yang merdeka. Menjadi manusia yang merdeka berarti tidak hidup terperintah, berdiri tegak dengan kekuatan sendiri, dan cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Dengan kata lain, pendidikan menjadikan seseorang mudah diatur, tetapi tidak dapat disetir.

 Pemikiran Ki Hajar Dewantara lahir ketika kondisi pendidikan Indonesia dalam keadaan di bawah bayang-bayang kolonialisme yang berdampak pula terhadap kolonisasi terhadap pendidikan. Kolonisasi pendidikan tersebut membentuk pola pikir masyarakat untuk  menjadi manusia yang mempunyai keahlian tetapi tidak memiliki kemerdekaan. Pendidikan tersebut hanya dirasakan oleh kalangan priyayi, sedangkan masyarakat bumiputera tidak dapat mengecap manisnya pendidikan tersebut.


Menurutnya keaadaan tersebut tidak akan lenyap jika hanya dilawan dengan pergerakan politik saja. Tetapi juga harus dipentingkan penyebaran benih hidup merdeka dikalangan rakyat dengan jalan pengajaran yang disertai dengan pendidikan nasional. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan nasional adalah suatu sistem pendidikan baru yang berdasarkan atas kebudayaan bangsa Indonesia sendiri dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, Ki Hajar Dewantara menawarkan sistem mengajar yang dinamakan sistem among yang menyokong kodrat alam anak-anak didik, bukan dengan perintah dan larangan, tetapi dengan tuntunan dan bimbingan, sehingga perkembangan batin anak tersebut dapat berkembangan dengan baik sesuai dengan kodratnya.

 Sistem among ini didasarkan pada dua hal, yaitu:

  1. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menggerakkan dan menghidupkan kekuatan lahir dan batin, sehingga dapat hidup merdeka.
  2. Kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.

Untuk merealisasikan pemikirannya, maka Ki Hajar Dewantara memiliki gagasan pendidikan untuk mendirikan perguruan taman siswa. Dalam kongres taman siswa pada tahun 1947 beliau mempertegas pemikirannya dengan mengemukakan lima asas yang dikenal dengan panca darma. Kelima asas tersebut adalah:

  1.  Asas Kemerdekaan
  2.  Asas Kodrat Alam
  3. Asas Kebudayaan
  4.  Asas Kebangsaan
  5. Asas Kemanusiaan 

1.    Asas Kemerdekaan
Artinya disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
2.      Asas Kodrat Alam
Pada hakekatnya manusia sebagai mahluk adalah satu dengan kodrat alam ini. Manusia tidak dapat lepas dari kehendaknya, tetapi akan bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung kemajuan. Karenanya hendaklah setiap anak dapat berkembangan dengan sewajarnya.
3.      Asas Kebudayaan
Membawa kebudayaan kebangsaan ke arah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin.
4.      Asas Kebangsaan
Tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan menjadi bentuk dan perbuatan kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu dengan bangsa sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, dalam satu kehendak menuju kepada kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.
5.      Asas Kemanusiaan
Menyatakan bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan kemanusiaan, yang harus terlihat pada kesucian hatinya dan adanya rasa cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap mahluk Tuhan seluruhnya.


Pelaksanaan pendidikan yang berasaskan lima dasar tersebut digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai berikut: berilah kemerdekaan kepada anak-anak kita, buka kemerdekaan yang leluasa, tetapi yang terbatas oleh tuntutan-tuntutan kodrat alam yang nyata, dan menuju ke arah kebudayaan, yaitu keluhuran dan kehalusan hidup manusia. Kemudian agar kebudayaan itu dapat menyelamatkan dan membahagiakan hidup dan penghidupan diri dan masayarakat, maka perlulah dipakai dasar kebangsaan, tetapi dasar tersebut jangan sekali-kali melanggar atau bertentangan dengan dasar yang lebih luas, yaitu dasar kemanusiaan.

Selain lima asas tersebut, terdapat juga asas atau dasar pendidikan yang dikenal dengan asas 1922.

·      Pasal pertama:  
     hak seseorang akan mengatur dirinya sendiri dengan mengingati tertibnya persatuan, dalam prikehidupan umum. Tertib dan damai itulah tujuan hidup yang tertinggi. Tidak akan ada ketertiban jika tidak ada kedamaian. Sebaliknya tidak akan ada kedamaian selama seseorang dirintangi dalam mengembangkan kehidupannya yang wajar.

·    Pasal kedua: 
   dalam sistem ini maka pelajaran berarti mendidik anak manjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenanganya. Dengan demikian seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi juga harus mendidik siswa agar dapat menemukan sendiri pengetahuannya sehingga bisa digunakan secara luas.

·    Pasal ketiga: 
    tentang zaman yang akan datang, rakyat kita ada di dalam kebingungan. Sering kita tertipu oleh keadaan yang kita pandang perlu dan laras untuk hidup kita, padahal itu adalah keperluan bangsa asing, yang sulit didapatnya dengan penghidupan kita sendiri. Dalam zaman kebingunan ini seharusnya kita gunakan sebagai penunjuk jalan untuk mencari penghidupan baru yang selaras dengan kodrat dan memberi kedamaian bagi hidup.

·      Pasal keempat: 
     Dasar kerakyatan. Pengajaran yang hanya terdapat pada sebagian rakyat  kecil indonesia tidak berfaedah untuk bangsa, maka seharusnya golongan rakyat yang terbesar mendaptkan pengajaran secukupnya. Hal ini mengandung pengertian bahwa memajukan pengajaran untuk rakyat umum secara kuantitas lebih baik dari pada meninggikan pengajaran secara kualitas

·   Pasal kelima: 
    untuk dapat berusaha menurut asas dengan bebas dan leluasa maka kita harus bekerja menurut kekuatan sendiri. Walaupun kita tidak menolak bantuan dari orang lain, akan tetapi kalau bantuan itu akan mengurangi kemerdekaan kita lahir dan batin haruslah ditolak. Nilah perwujudan dari karakter yang mandiri.

·    Pasal keenam: 
    Keharusan untuk membelanjai diri sendiri segala usaha Taman Siswa. Usaha ini terkenal dengan “Zelbedruiping-systeem”. Hal semacam ini sangat sukar, karena untuk dapat membelanjai diri sendiri tanpa bantuan dari orang lain diperlukan keharusan untuk dapat hidup sederhana. Ajaran ini merekomendasikan kepada kita untuk hidup sederhana, atau dengan kata laian hidu sederhana adalah suatu karekter yang positif yang perlu ditradisikan.
Pasal ketujuh:

Dengan tidak terikat lahir atau batin, serta kesucian hati, berminat kita berdekatan dengan “sang anak”. Kita tidak meminta hak, tetapi menyerahkan diri untuk berhamba dengan “sang anak”. Dengan kata lain, dengan keikhlasan memberikan bimbingan dan tuntunan kepada anak didik sehingga tercapai semua cita-cita yang mereka harapkan.

7 comments:

  1. menarik sekali, lihat juga

    Masyarakat Indonesia berpikir mereka semakin pandai, padahal mereka semakin bodoh

    http://magicteacher-id.blogspot.in/2016/06/indonesia-negara-yang-pintar-namun-bodoh.html

    Share untuk Indonesia yang lebih baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klaim ini tidak benar. Tidak benar bahwa orang Indonesia makin bodoh. Anda sendiri yg makin bodoh.

      Delete
  2. boleh saya tau, sumber blog ini darimana?

    ReplyDelete
  3. Kak, boleh minta referensi bukunya tentang ki hajar dewantara, makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga kepingin punya buku mengenai Pendidikan Menurut KHD.
      Bukunya judulnya apa yaa??
      Mohon di jawab ya
      🙏🙏

      Delete
  4. Pagi ini pukul 05 43WITA
    Saya buka buka artikel...untuk mendalami apasaja yg di wariskan oleh KHD mengenai pendidikan yang memerdekakan.sangat bersyukur ketemu artikel ini.sangat menambah pemahaman saya.dan sedikit lagi mengenal KHD.masih banyak yang saya ingin tahu apa saja yg KHD wariskan untuk Pendidikan khususnya di Indonesia.terimakasih.semoga artikel ini menjadi ladang Barokah anda.🙏🙏🙏

    ReplyDelete