A. APA ITU SAMPEL?
Sampel adalah bagian atau perwakilan anggota
populasi yang membawakan karakter populasi tersebut untuk dilibatkan dalam
penelitian.
Sampel memiliki ruang di mana sampel
tersebut berada. Ruang sampel disebut populasi. Dekking, F.M.,at.al. (2005) menyatakan
bahwa “sample spaces are simply sets
whose elements describe the outcomes of the experiment in which we are
interested”. Artinya, ruang sampel adalah himpunan-himpunan sederhana di
mana setiap anggotanya menggambarkan hasil tertentu, di mana hasil tersebut
yang membuat kita tertarik
melakukan percoban/eksperimen. Di sini, percobaan dimaknai sebagai kajian dengan metode tertentu. Ketertarikan
pada hasil adalah dorongan kuat seorang peneliti melakukan kajian.
Dengan kata lain, populasi adalah seluruh
subjek/objek yang memiliki karakter tertentu dalam wilayah kajian, di mana
seluruh objek/subjek tersebut menjadi wilayah berlakunya kesimpulan penelitian.
Sifat sampel:
(1)
Sampel harus representatif terhadap populasi
(2)
Karakter yang termuat sampel tersebut dianggap
berlaku pada seluruh populasi.
(3)
Penentuan sebaran sampel dalam populasi
sebaiknya bersifat acak dan proporsif, tetapi pada keadaan khusus, boleh juga
dengan pertimbangan tertentu.
Sampel bisa berupa orang/subjek,
benda/produk, lembaga, dan lain-lain. Dalam penelitian kuantitatif, karakter
tertentu diwakili data tertentu untuk
mendeskripsikan parameter tertentu dari populasi. Misalnya:
Penelitian/kajian
|
Karakter
|
Parameter
|
Populasi
|
Sampel
|
Dampak pendekatan matematika realistik thd hasil belajar
|
Hasil belajar
(nilai hasil belajar)
|
Mean
(populasi)
(sampel)
|
Mis: seluruh 200 siswa kelas VIII
|
Mis: 100 siswa dari 200 anggota populasi
|
Daya tahan bateray jenis handphone tertentu
|
Daya tahan (dalam waktu)
|
(populasi)
(sampel)
|
Mis: bateray hp Samsung dan Oppo
|
Mis: 100 bateray per merk hp
|
B. MENGAPA PERLU SAMPEL?
Sampel diperlukan karena dalam kondisi
tertentu, peneliti tidak dapat menjangkau seluruh anggota populasi atau secara
lgika, sampel lebih bagus untuk mengkaji dan memberlakukan hasil penelitian. Alasan
sulit menjangkau populasi bisa berupa:
(1)
keterbatasan peneliti: keterbatasan waktu, dana,
kemampuan;
(2)
Penelitian time
series, berlaku hingga pada masa yang akan datang: misalnya penelitian
rata-rata tinggi badan di suatu pulau, walau kajian dibuat sekarang, tetapi kesimpulan
bisa berlaku hingga waktu yang akan datang. Produsen celana panjang menggunakan
hasil kajian saat ini untuk produk tahun-tahun yang akan datang.
(3)
kendala pada subjek/objek dalam populasi: ada
subjek dalam populasi yang tidak ada di tempat saat kajian dibuat, atau sulit menjalankan
fungsi sebagai sampel. Misalnya: survey warna kesukaan, menggunakan angket
tetapi ada orang yang tidak tahu baca/tulis.
(4)
contraactual
obligating/ketentuan/permintaan dari pihak tertentu: misalnya dari 6
rombongan belajar, pihak sekolah hanya mengisinkan dua rombongan belajar yang
terlibat; atau populasi seluruh sekolah, tetapi kelas III tidak boleh
dilibatkan karena sedang persiapan ujian akhir.
C.
BAGAIMANA MENENTUKAN UKURAN SAMPEL?
Sering terjadi kekeliruan, sampel ditentukan
sesuai kesukaan dan pilihan peneliti. Walaupun keterbatasan peneliti bisa
membatasi jumlah subjek atau objek yang terlibat, akan tetapi satu prinsip
utama adalah sampel harus representatif
sesuai ukuran populasi. Perhatikan ilustrasi berikut:
Penelitian
|
Karakter
|
Populasi
|
Terobservasi
|
Kesimpulan
|
Justifikasi
|
Karakter rambut yang
dominan untuk pria di desa Lalong Langkas
|
(1) Keriting
(2) Ikal
(3) Lurus
|
120
pria
|
12 orang:
2 keriting,
1 ikal
9 lurus
|
Dominan Lurus
|
Valid?
|
32=12+20
18 keriting,
13 ikal
11 lurus
|
Dominan Keriting
|
Valid?
|
|||
90 = 12+20+58
19 keriting,
50 ikal
21 lurus
|
Dominan Ikal
|
Valid!
|
Aspek yang dipertimbangkan dalam
penentuan sampel:
(1)
Ukuran populasi: makin besar ukuran populasi, makin
banyak sampel yang dibutuhkan, jika ukuran populasi kecil (kurang dari 50,
sebaiknya dilibatkan semua). Ini berarti dilakukan penelitian populasi.
(2)
Tingkat keyakinan: makin tinggi tingkat
keyakinan pada kesimpulan akhir penelitian, makin besar ukuran sampel.
Dari kedua aspek di atas, tingkat
keyakinan adalah aspek utama penentuan ukuran sampel. Sebab, jika
adalah
batasan maksimal toleransi kesalahan, maka
adalah nilai
minimal kita yakin bahwa kesimpulan penelitian kita valid.
Ada banyak rumus yang bisa digunakan,
tetapi banyak kelemahan. Ada rumus yang membutuhkan nilai simpangan baku,
padahal data belum ada. Rumus seperti ini bisa dipakai jika besaran
penyimpangan ditetapkan (diperkirakan) seperti dalam penelitian rancang bangun/desain.
Rumus Isaac & Michael dan rumus Slovin merupakan rumus yang terbaik.
1.
Rumus ukuran sampel menurut Isaac & Michael (Riduwan:
2012):
n = banyaknya
sampel
N =ukuran
populasi
p= 0,5 (proporsi populasi)
d= derajat ketepatan yang
direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi bisanya
;
(Misalkan memilih α=0,05; dk =1 maka
=3,841).
X^2 = nilai Chi Kuadrat tabel (gunakan alfa yang bersesuaian)
X^2 = nilai Chi Kuadrat tabel (gunakan alfa yang bersesuaian)
Masih ada beberapa rumus lain, pemilihan rumus
disesuaikan.
2.
Rumus Slovin
n=ukuran sampel. N= ukuran populasi. e = margin of error
Rumus Slovin memiliki kelemahan bahwa
untuk
dan
besar, maka berapapun besarnya
pasti akan diperoleh
. Padahal, seharusna makin
besar populasi, sampel makin banyak.