Tuesday, May 30, 2017

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN



A.  APA ITU SAMPEL?

Sampel adalah bagian atau perwakilan anggota populasi yang membawakan karakter populasi tersebut untuk dilibatkan dalam penelitian.

Sampel memiliki ruang di mana sampel tersebut berada. Ruang sampel disebut populasi. Dekking, F.M.,at.al. (2005) menyatakan bahwa “sample spaces are simply sets whose elements describe the outcomes of the experiment in which we are interested”. Artinya, ruang sampel adalah himpunan-himpunan sederhana di mana setiap anggotanya menggambarkan hasil tertentu, di mana hasil tersebut yang membuat kita tertarik melakukan percoban/eksperimen. Di sini, percobaan dimaknai sebagai kajian dengan metode tertentu. Ketertarikan pada hasil adalah dorongan kuat seorang peneliti melakukan kajian.

Dengan kata lain, populasi adalah seluruh subjek/objek yang memiliki karakter tertentu dalam wilayah kajian, di mana seluruh objek/subjek tersebut menjadi wilayah berlakunya kesimpulan penelitian.

Sifat sampel:

(1)   Sampel harus representatif terhadap populasi

(2)   Karakter yang termuat sampel tersebut dianggap berlaku pada seluruh populasi.

(3)   Penentuan sebaran sampel dalam populasi sebaiknya bersifat acak dan proporsif, tetapi pada keadaan khusus, boleh juga dengan pertimbangan tertentu.

Sampel bisa berupa orang/subjek, benda/produk, lembaga, dan lain-lain. Dalam penelitian kuantitatif, karakter tertentu diwakili data tertentu untuk mendeskripsikan parameter tertentu dari populasi. Misalnya:

Penelitian/kajian
Karakter
Parameter
Populasi
Sampel
Dampak pendekatan matematika realistik thd hasil belajar
Hasil belajar
(nilai hasil belajar)
Mean
(populasi)
(sampel)
Mis: seluruh 200 siswa kelas VIII
Mis: 100 siswa dari 200 anggota populasi
Daya tahan bateray jenis handphone tertentu
Daya tahan (dalam waktu)
 (populasi)
 (sampel)
Mis: bateray hp Samsung dan Oppo
Mis: 100 bateray per merk hp

   
B. MENGAPA PERLU SAMPEL?

Sampel diperlukan karena dalam kondisi tertentu, peneliti tidak dapat menjangkau seluruh anggota populasi atau secara lgika, sampel lebih bagus untuk mengkaji dan memberlakukan hasil penelitian. Alasan sulit menjangkau populasi bisa berupa:

(1)   keterbatasan peneliti: keterbatasan waktu, dana, kemampuan;

(2)   Penelitian time series, berlaku hingga pada masa yang akan datang: misalnya penelitian rata-rata tinggi badan di suatu pulau, walau kajian dibuat sekarang, tetapi kesimpulan bisa berlaku hingga waktu yang akan datang. Produsen celana panjang menggunakan hasil kajian saat ini untuk produk tahun-tahun yang akan datang.

(3)   kendala pada subjek/objek dalam populasi: ada subjek dalam populasi yang tidak ada di tempat saat kajian dibuat, atau sulit menjalankan fungsi sebagai sampel. Misalnya: survey warna kesukaan, menggunakan angket tetapi ada orang yang tidak tahu baca/tulis.

(4)   contraactual obligating/ketentuan/permintaan dari pihak tertentu: misalnya dari 6 rombongan belajar, pihak sekolah hanya mengisinkan dua rombongan belajar yang terlibat; atau populasi seluruh sekolah, tetapi kelas III tidak boleh dilibatkan karena sedang persiapan ujian akhir.

C.     BAGAIMANA MENENTUKAN UKURAN SAMPEL?

Sering terjadi kekeliruan, sampel ditentukan sesuai kesukaan dan pilihan peneliti. Walaupun keterbatasan peneliti bisa membatasi jumlah subjek atau objek yang terlibat, akan tetapi satu prinsip utama adalah sampel harus representatif sesuai ukuran populasi. Perhatikan ilustrasi berikut:

Penelitian
Karakter
Populasi
Terobservasi
Kesimpulan
Justifikasi
Karakter rambut yang dominan untuk pria di desa Lalong Langkas
(1) Keriting
(2) Ikal
(3) Lurus
120
pria
12 orang:
2 keriting,
1 ikal
9 lurus
Dominan Lurus
Valid?
32=12+20
18 keriting,
13 ikal
11 lurus
Dominan Keriting
Valid?
90 = 12+20+58
19 keriting,
50 ikal
21 lurus
Dominan Ikal
Valid!

Aspek yang dipertimbangkan dalam penentuan sampel:

(1)   Ukuran populasi: makin besar ukuran populasi, makin banyak sampel yang dibutuhkan, jika ukuran populasi kecil (kurang dari 50, sebaiknya dilibatkan semua). Ini berarti dilakukan penelitian populasi.

(2)   Tingkat keyakinan: makin tinggi tingkat keyakinan pada kesimpulan akhir penelitian, makin besar ukuran sampel.

Dari kedua aspek di atas, tingkat keyakinan adalah aspek utama penentuan ukuran sampel. Sebab, jika  adalah batasan maksimal toleransi kesalahan, maka  adalah nilai minimal kita yakin bahwa kesimpulan penelitian kita valid.

Ada banyak rumus yang bisa digunakan, tetapi banyak kelemahan. Ada rumus yang membutuhkan nilai simpangan baku, padahal data belum ada. Rumus seperti ini bisa dipakai jika besaran penyimpangan ditetapkan (diperkirakan) seperti dalam penelitian rancang bangun/desain. Rumus Isaac & Michael dan rumus Slovin merupakan rumus yang terbaik.

1.      Rumus ukuran sampel menurut Isaac & Michael (Riduwan: 2012):


 
Di mana

   n = banyaknya sampel

  N =ukuran populasi

    p= 0,5 (proporsi populasi)

   d= derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi bisanya ;

 (Misalkan memilih α=0,05; dk =1 maka =3,841). 
X^2 = nilai Chi Kuadrat tabel (gunakan alfa yang bersesuaian)

Masih ada beberapa rumus lain, pemilihan rumus disesuaikan.

2.      Rumus Slovin 
               


n=ukuran sampel. N= ukuran populasi. e = margin of error

Rumus Slovin memiliki kelemahan bahwa untuk  dan  besar, maka berapapun besarnya  pasti akan diperoleh . Padahal, seharusna makin besar populasi, sampel makin banyak.
  

Thursday, August 11, 2016

GAYA BELAJAR

A. Pengertian Gaya Belajar
Dalam usaha memahami materi pelajaran, ada siswa yang dengan mudah memahami materi pelajaran setelah mendengar penjelasan lisan, ada yang lebih mudah memahami jika membaca sendiri atau mengamati grafik, ada yang harus dengan menulis materi pelajaran. Hal-hal seperti ini merupakan bentuk kecenderungan gaya belajar.  Pendapat beberapa ahli tentang gaya belajar sebagai berikut:
1.     Bunda Lucy (2010:16): gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi.
2.     Bobby DePorter (dalam Mansur, 2014:4): gaya belajar adalah cara seseorang menyerap informasi dengan mudah dan cara orang mengolah dan mengatur informasi tersebut. Menurut de Porter ini, cara seseorang menyerap informasi dengan mudah disebut modalitas. Modalitas dalam belajar dibagi dalam tiga kelompok, yaitu; belajar dengan melihat (visual learning), belajar dengan mendengarkan (auditory learning), dan belajar dengan melakukan (Kinestethetic Learning).
3.     Philbin, et.al., (1995): gaya belajar (learning style) adalah kebiasaan yang melekat pada setiap individu dan  dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis.
4.     Gunawan (2004): gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
Bobbi DePorter (dalam Mansur, 2014:4) membedakan gaya belajar dalam tiga jenis yaitu belajar dengan melihat (visual learning), belajar dengan mendengarkan (auditory learning), dan belajar dengan melakukan (kinestethetic learning). Dalam kenyataannya manusia memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya ada satu gaya belajar yang paling dominan. Ciri setiap gaya dijelaskan sebagai berikut:
1.     Gaya Belajar Visual (Visual learning)
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks seperti tulisan, dan sebagainya. Ciri-ciri dari seseorang yang memiliki gaya belajar visual antara lain; (a) mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, (b) suka mencoret-coret sesuatu, (c) pembaca cepat dan tekun, (d) lebih suka membaca dari pada dibacakan, (e) rapi dan teratur, (f) mementingkan penampilan, (g) teliti terhadap detil, (h) pengeja yang baik, (i) lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis, (j) tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang tepat, (k) biasanya tidak terganggu oleh keributan, (l) mengingat dengan asosiasi visual.
2.     Gaya Belajar Auditori (Auditory learning)
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya. Adapun ciri-ciri pembelajar auditori antara lain; (a) lebih cepat menyerap dengan mendengarkan, (b) menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, (c) senang membaca dengan keras dan mendengarkan, (d) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama, dan warna suara, (e) bagus dalam berbicara dan bercerita, (f) berbicara dengan irama yang terpola, (g) mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, (h) suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, (i) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, (j) suka musik dan bernyanyi, (k) tidak bisa diam dalam waktu lama, (l) suka mengerjakan tugas kelompok.
3.     Gaya Belajar Kinestetik (Kinesthetic learning)
Gaya belajar kinestetik adalah cara belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Ciri-ciri yang nampak pada pembelajar kinestetik antara lain; (a) selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak, (b) berbicara dengan perlahan, (c) suka menggunakan berbagai peralatan dan media, (d) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, (e) berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, (f) belajar melalui praktek, (g) menghapal dengan cara berjalan dan melihat, (h) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, (i) banyak menggunakan isyarat tubuh, (j) tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, (k) ingin melakukan segala sesuatu, (l) menyukai permainan dan olahraga.
b.      Instrumen Gaya Belajar
      Gaya belajar dapat diukur menggunakan instrumen berbentuk angket atau check list dengan mengembangkan pernyataan/pertanayaan sesuai indikator yang ditentukan, misalnya menggunakan indikator yang sesuai kebiasaan belajar siswa.





























































































 
Penilaian Kinestetis
Berilah tanda check () pada kolom jawaban yang sesuai untuk setiap pertanyaan.







1.






2.






3.






4.






5.






6.






7.




















10.






11.






12.










1.


2.


3.


4.


5.


6.


7.


8.


9.


10.


11.


12.


Total