Friday, September 27, 2013

Pengertian Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi dalam Pembelajaran di Kelas



A.    PENDAHULUAN
Dewasa ini, para guru hampir saja kewalahan menghadapi perubahan berbagai sistem dalam dunia pendidikan. Perubahan ini memang tidak dapat dihindari mengingat adanya hasil penelitian terbaru. Biasanya penelitian itu berhubungan dengan psikologi peserta didik, atau lebih umum psikologi pendidikan. 
Harus dipahami bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkaji tentang aspek fisiologi dan psikologis peserta didik maupun pendidik demi menunjang keefektifan proses belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan lain.  Psikologi pendidikan menguraikan dan meneliti masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Aspek mental dan fisik yang dikaji dalah terutama yang memiliki pengaruh signifikan terhadap proses belajar daan mengajar.  
Maka saat ini, dikenal adanya istilah-istilah baru. Istilah tersebut diubah sesuai perubahan paradigma pendidikan. Paradigma pendidikan berkembang seiring berkembangnya pola pikir manusia terhadap peserta didik sebagai subjek pendidikan, maupun terhadap guru selaku pendidik. Istilah-istilah (baru, perubahan) tersebut misalnya, sebutan pengajaran diubah menjadi pembelajaran. Perubahan ini mengacu pada perubahan paradigma bahwa siswa datang ke sekolah bukan untuk mendengar dan mengikuti apa yang telah dietahui guru. Akan tetapi, siswa hadir sebagai makhluk berakal-budi, yang mampu berpikir dan mampu mengembangkan pikrannya. Dengan demikian, sekolah seharusnya memberi kesempatan kepada pseserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Siswa hadir untuk aktif berpikir dan berbuat. 
Bagaimana cara guru agar siswa aktif berpikir dan berbuat?  Pada prinsipnya, pembelajaran di kelas adalah suatu kegiatan yang secara sengaja dirancang agar siswa leluasa belajar dan mudah memahami materi pelajaran. Apa saja aspek yang harus diperhatikan dalam suatu kegiatan pembelajaran di kelas? 
Ada tiga aspek penting dalam suatu  pembelajaran di kelas yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Ini merupakan urutan ‘alamiah’. Artinya, pertama-tama, siswa harus diberi untuk bereksplorasi, diikuti kegiatan elaborasi dan terakhir kegiatan konfirmasi. Mewujudkan ketiga aspek ini dalam suatu pembelajaran, berarti mengupayakan pembelajaran bermutu.  

B.     EKSPLORASI
Secara harafiah, eksplorasi berarti (1) penyelidikan; penjajakan; penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber sumber alam yg terdapat di tempat itu;  (2) Kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru (KBBI, 2008:379).
Jadi, dalam kaitan dengan pembelajaran, eksplorasi adalah tahapan pembelajaran di mana siswa diminta aktif menelaah dan mencaritemukan informasi suatu pengetahuan/konsep ilmu baru, tekhnik baru, metode dan rumus baru, atau menyelidiki pola hubungan antar unsur konsep ilmu,  sambil berusaha memahaminya.  Inti kegiatan eksplorasi adalah pelibatan siswa dalam menelaah sesuatu hal baru, entah berhbubungan dengan materi pelajaran sebelumnya maupun yang benar-benar baru bagi siswa. 
Perwujudan kegiatan eksplorasi dalam kelas antara lain adalah:
(1)   menelaah materi dalam buku pelajaran dengan cara membaca pemahaman
(2)   membuat praktikum/peragaan/melakukan ujicoba di lapangan atau laboratorium
(3)   mengamati benda dan gejala-gejala alam (misalnya tumbuhan, anatomi tubuh, resapan air pada kertas) dan mencatat hasil pengamatan sebagai laporan. 
Dalam kegiatan eksplorsi, siswa harus mencatat hasil eksplorasinya. Catatan bisa berupa gambar, sketsa, tabulasi data dan grafik, dan sebagainya. Dipayakan agar ekspolrasi juga membuat siswa bebas mengungkapkan idenya. Dalam kegiatan eksplorasi selain mempelajari hal-hal yang belum duketahui, juga memberi kesempatan agar siwa mampu menempa kemampuan (abillity) pribadinya. Ini merupakan inner eksploration. Sebab, dengan demikian siswa akan tahu, apa saja kelemahan dirinya dalam kegiatan belajar.  

C.      ELABORASI
Elaborasi berarti penggarapan secara tekun dan cermat (KBBI, 2008:387). Maka dalam suatu kegiatan pembelajaran, elaborasi adalah kegiatan di mana siswa mengerjakan suatu tes secara cermat atau siswa menyimpulkan suatu konsep ilmu (hasil eksplorasi) secara cermat. Misalnya, setelah kegiatan peragaan dengan persegi satuan, siswa menetukan bagaimana rumus luas bangun datar segi persegi panjang yang sebenarnya. Sisa harus memahami, mencermati semua hal, sehingga ia berani menyatakan rumusan tersebut.
Pada tahap elaborasi, image abstrak dalam pikiran menjadi panduan utama, berdasarkan kegiatan ekslorasi sebelumnya. Di sini, siswa tidak bisa hanya mengandalkan kemapuan motorik saja. Kemampuan kognitif siswa harus diandalkan, dimana siswa mengutamakan penalaran dalam menarik kesimpulan dari apa yang telah dieksplorasinya.  Jika secara nalar tidak bisa diterima, maka siswa pasti terdorong untuk mengulangi percobaan/eksplorasi.
Dalam kegiatan elaborasi, siswa dapat dituntun untuk:
1.      Mengerjakan suatu soal tes
2.      Diminta membuat kesimpulan
3.      Menentukan rumus
4.      Menjelaskan pola hubungan antar variabel atau antar konsep

D.    KONFIRMASI
 
  Kata konfirmasi sering didengar, misalnya seorang ditemukan tewas di jalan di mana seluruh tubuhnya tidak dikenali lagi. Dari beberapa keterangan saksi mata dicurigai dia berasal dari keluarga X. Maka, pihak kepolisian melakukan konfirmasi bagaimana ciri-ciri atau hal-hal lain yang berhubungan dengan korban. Demi kepastian, maka polisi melakukan tes DNA. Berdasarkan data yang valid, polisi dapat mengkonfirmasi lagi, siapa sebenarnya korban. Konfirmasi secara umum adalah meminta penjelasan detail dari sumber yang ahli dan dianggap tahu secara detail, tahu dengan tingkat kebenaran mutlak. Contoh: konfirmasi hasil tes DNA.
Secara harafiah, konfirmasi diartikan sebagai pembenaran, penegasan, dan pengesahan (KBBI, 2008:746). Dalam pembelajaran, konfirmasi adalah penegasan kebenaran tentang suatu konsep berdasarkan rujukan resmi. Misalnya, membandingkan rumus yang disimpulkan siswa dengan merujuk pada rumus dalam buku pelajaran resmi. 
Tahapan kegiatan konfirmasi dapat diwujudkan dalam bentuk siswa mempresentasikan pekerjaanya dan mempertahankan kebenaran kesimpulan yang dibuat dengan sesuai hasil elaborasi dan eksplorasi dan membandingkannya dengan konsep yang telah dinyatakan dalam sumber belajar resmi (misalnya buku).  Kegiatan menjelaskan hasil pekerjaan dilakukan secara mendetail, semua argumen/pengamatan disampaikan secara mendetail sehingga secara logika mendukung kebenaran kesimpulan akhir.
Tahapan elaborasi adalah 
1)      Mempresentasikan hasil pekerjaan (individual atau kelompok)
2)      Siswa yang lain diminta memberi tanggapan
3)     Menentukan apakah salah atau benar, berdasarkan eksplorasi dan penalaran (elaborasi) dengan merujuk pada sumber ilmiah resmi 
Misalnya, seorang siswa yang mempelajari konsep luas persegi panjang. Jika ia menyimpulkan bahwa Luas = panjang x lebar, maka harus dijelaskan (konfirmasi), mengapa kesimpulannya seperti itu.  Kepastian benar atau tidak, dibandingkan dengan rujukan yang telah diakui kebenarannya. Guru harus mengaskan, apakah benar atau salah. Jika salah, maka perbaiki langkah-langkah ya ng salah atau perbaiki keseluruhan.

Demikian juga, jika siswa diberi latihan (tes) dalam pembelajaran. Maka, jawaban akhir dikonfirmasi dengan melihat langkah-langkah penyelesaian dan ketepatan pemilihan rumus, atau pemilihan kata kunci, dan kebenaran logika sesuai konsep yang telah diketahui kebenarannya (sesuai narasumber). Konfirmasi merujuk pada kunci jawaban tes  tersebut.  

Secara umum ketiga hal di atas digambarkanb sebagai berikut



PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2008. Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia.

No comments:

Post a Comment